Contoh Skripsi : ADSORBSI LIMBAH ZAT WARNA TEKSTIL JENIS PROCION RED MX 8B OLEH KITOSAN DAN KITOSAN SULFAT HASIL DEASETILASI KITIN CANGKANG BEKICOT

 

ABSTRAK

Penelitian tentang adsorpsi zat warna Procion Red MX 8B telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan kitosan setelah diubah menjadi kitosan sulfat dalam menyerap limbah zat warna dan untuk mengetahui kondisi optimum dari penyerap terhadap penurunan kadar zat warna tekstil Procion Red MX 8B, serta menentukan jenis isoterm dan sifat adsorpsi yang sesuai untuk adsorpsi zat warna tekstil.

Isolasi kitin dari cangkang bekicot dilakukan melalui proses deproteinasi dan demineralisasi. Kitosan hasil deasetilasi kitin cangkang bekicot diubah menjadi kitosan sulfat melalui penempelan ion sulfat dari larutan amonium sulfat 0,1 M. Identifikasi gugus fungsi cangkang bekicot, kitin, kitosan dan kitosan sulfat menggunakan instrumen Fourier Transformer Infrared (FTIR). Proses adsorpsi dilakukan dengan metode Bacth meliputi variasi pH, variasi waktu kontak dan variasi konsentrasi. Analisis terhadap adsorpsi Procion Red MX 8B menggunakan spektrofotometer Ultraviolet-Visible. Jenis isoterm adsorpsi diuji dengan isoterm adsorpsi Langmuir dan Freundlich. Uji desorpsi memakai akuades.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen isolasi kitin, pembuatan kitosan dan kitosan sulfat adalah sebesar 18,262 %, 9,597 % dan 8,657 %. Kondisi optimum adsorpsi zat warna Procion Red MX 8B oleh kitosan terjadi pada pH 2, waktu kontak 15 menit, konsentrasi 35 ppm sedangkan untuk kitosan sulfat pada pH 2, waktu kontak 15 menit, konsentrasi 40 ppm. Isoterm adsorpsi yang dominan untuk adsorpsi kitosan dan kitosan sulfat terhadap Procion Red MX 8B adalah isoterm Langmuir. Adsorpsi zat warna Procion Red MX 8B menggunakan kitosan sulfat mempunyai daya serap lebih besar dibandingkan dengan kitosan. Hasil adsorpsi kitosan sulfat terhadap kitosan pada larutan Procion Red MX 8B naik sebesar 17,31 % dan pada limbah zat warna Procion Red MX 8B naik sebesar 16,29 %. Proses adsorpsi menghasilkan interaksi yang kuat antara zat warna Procion Red MX 8B dengan penyerap sehingga zat warna hampir tidak dapat didesorpsi.


DAFTAR ISI


Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PERNYATAAN iii

HALAMAN ABSTRAK iv

HALAMAN ABSTRACT v

HALAMAN MOTTO vi

HALAMAN PERSEMBAHAN vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

TABEL LAMPIRAN xvii

GAMBAR LAMPIRAN xviii

BAB I. PENDAHULUAN 1

    1. Latar Belakang 1

    2. Perumusan Masalah 4

  1. Identifikasi Masalah 4

  2. Batasan Masalah 5

  3. Rumusan Masalah 6

    1. Tujuan Penelitian 6

    2. Manfaat Penelitian 7

BAB II. LANDASAN TEORI 8

  1. Tinjauan Pustaka 8

  1. Bekicot 8

  2. Kitin 9

  3. Kitosan 12

  4. K

    x

    itosan Sulfat 14

  5. Derajat Deasetilasi 15

  6. Zat Warna Procion Red MX 8B 16

  7. Spektroskopi Inframerah 20

  8. Spektroskopi UV-Vis 21

  9. Adsorpsi 22

  1. Kerangka Pemikiran 25

  2. Hipotesis 26

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 27

    1. Metode Penelitian 27

    2. Tempat dan Waktu Penelitian 27

    3. Alat dan Bahan yang Digunakan 28

      1. Alat yang Digunakan 28

      2. Bahan yang Digunakan 28

    4. Prosedur Penelitian 29

  1. Preparasi Kitin dan Kitosan 29

        1. Persiapan Bahan 29

        2. Proses Deproteinasi 29

        3. Proses Demineralisasi 29

        4. Proses Deasetilasi Kitin 29

        5. Penempelan Ion Sulfat pada Kitosan 29

  1. Karakterisasi Kitosan 30

  1. Kadar Air 30

  2. Kadar Abu 30

  3. Berat molekul 30

  4. Derajat Deasetilasi 31

3. Karakterisasi Kitosan Sulfat 31

a. Kadar Air 31

b. Kadar Abu 31

c. Jumlah Ion Sulfat yang Menempel 31

4. Adsorpsi Larutan Procion Red MX 8B 32

  1. P

    xi

    embuatan Spektrum Absorpsi Zat Warna 32

  2. Pembuatan Kurva Standar Untuk Spektroskopi UV-Vis 32

  3. Orientasi pH Larutan Procion Red MX 8B 32

  4. Orientasi Waktu Pengadukan 32

  5. Orientasi Konsentrasi Larutan Procion Red MX 8B 32

5. Penentuan Sifat Adsorpsi 33

a. Adsorpsi Larutan Zat Warna 33

b. Desorpsi 33

  1. Aplikasi Limbah 33

    1. Pengumpulan dan Analisis Data 34

      1. Pengumpulan Data 34

      2. Analisis Data...... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36

  1. Preparasi Adsorben 36

    1. Pemurnian Kitin 36

    2. Pembentukan Kitosan 39

    3. Karakterisasi Kitosan 41

    4. Pembentukan Kitosan Sulfat 42

    5. Karakterisasi Kitosan Sulfat 43

  2. Proses Adsorpsi 45

    1. Pembuatan Spektrum Absorbansi Procion Red MX 8B.................. 45

    2. Penentuan pH Optimum 45

    3. Penentuan Waktu Kontak Optimum 48

    4. Penentuan Isoterm Adsorpsi 49

    5. Penentuan Sifat Adsorpsi 52

  3. Aplikasi Limbah 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 56

    1. Kesimpulan 56

    2. Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 57

LAMPIRAN – LAMPIRAN 61


BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri tekstil yang maju dan berkembang pesat, tentu saja akan diikuti dengan bertambahnya limbah-limbah yang dihasilkan baik volume maupun jenisnya. Limbah hasil industri yang sengaja dibuang ke alam menyebabkan alam semakin lama semakin tercemar. Limbah industri banyak jenisnya tergantung pada bahan baku yang digunakan dalam proses industri. Secara penampakan fisik air limbah industri tekstil terlihat keruh, berwarna, panas dan berbusa. Kualitas limbah cair sangat tergantung pada jenis proses yang dilakukan. Pada umumnya limbah cair bersifat basa dan mengandung bermacam-macam senyawa baik organik maupun anorganik. Limbah cair tersebut terutama berasal dari cairan bekas proses pewarnaan dan proses pencelupan serta proses-proses lain yang berhubungan dengan proses tekstil industri. Cairan bekas pencelupan tersebut mengandung zat warna dan zat pengikat warna. Dengan adanya bermacam-macam limbah maka diperlukan pemecahan tersendiri untuk penurunan kadar limbah dalam lingkungan.

Pengolahan limbah zat warna menjadi sulit karena struktur aromatik pada zat warna yang sulit dibiodegradasi, khususnya zat warna reaktif karena terbentuknya ikatan kovalen yang kuat antara atom C dari zat warna dengan atom O, N atau S dari gugus hidroksi, amina atau thiol dari polimer (Christie, 2001 : 135). Zat warna reaktif adalah zat warna yang dapat mencelup serat selulosa dalam kondisi tertentu dan membentuk reaksi kovalen dengan serat (Isminingsih, 1982). Pada tahun 1956 telah diperkenalkan zat warna reaktif yang pertama dan dipasarkan dengan nama Procion, suatu zat warna golongan diklorotriazina, yang dapat mencelup serat selulosa, zat warna reaktif juga mencelup serat-serat wol, sutera dan poliamida buatan. Salah satu zat warna reaktif golongan diklorotriazina yang dipakai dalam industri tekstil adalah Procion Red MX 8B.

Munculnya limbah zat warna reaktif yang berasal dari proses industri tekstil menyebabkan lingkungan sekitar semakin tercemar sehingga perlu pengolahan lebih lanjut. Beberapa macam perlakuan yang dilakukan untuk pengolahan air limbah yaitu proses filtrasi, flokulasi, penghilangan warna (decoloring), dan adsorpsi. Proses adsorpsi dilakukan untuk proses penyerapan senyawa yang mengganggu dalam analisis, pada umumnya digunakan untuk proses pengolahan limbah. Beberapa penelitian tentang pengolahan limbah zat warna antara lain Supriyanto (2003) meneliti adsorbsi limbah zat warna tekstil jenis Celedon Red X5B menggunakan tanah alofan teraktivasi NaOH. Aryunani (2003) telah meneliti adsorbsi zat warna tekstil Remazol Yellow FG pada limbah batik menggunakan enceng gondok teraktivasi NaOH. Joko (2003) telah meneliti pemanfaatan limbah genteng sebagai adsorben dengan aktivator NaOH pada limbah zat warna tekstil jenis Celedon Red X5B. Rochanah (2003) telah meneliti adsorbsi zat warna Procion Red MX 8B pada limbah tekstil oleh batang jagung.



NOMOR FILE SKRIPSI : Skripsi Kimia 1

DOWNLOAD DISINI


Jika belum mendapatkan akes Download request DISINI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Kata Pembuka Sidang Skripsi dan Presentasi

Contoh skripsi: Angkringan dan Mahasiswa” (Suatu studi tentang Pemaknaan Angkringan Oleh Para Mahasiswa Unsoed).

Contoh Skripsi : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGAWASAN HAKIM OLEH KOMISI YUDISIAL PASCA KELUARNYA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI ATAS UU NO. 22 TAHUN 2004