Contoh Skripsi: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah uang Kuasi di Indonesia

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI

HALAMAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I PENDAHULUAN 1

  1. Latar Belakang Masalah 1

  2. Identifikasi Masalah 8

  3. Pembatasan Masalah 9

  4. Perumusan Masalah 9

  5. Tujuan Penulisan 10

  6. Manfaat Penelitian 10

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN

HIPOTESIS 11

  1. Kajian Teori 11

    1. Konsep dan Teori Uang Kuasi 11

    2. Konsep Pendapatan Nasional 25

    3. Konsep Nilai Tukar (Kurs) 29

    4. Konsep dan Teori Tingkat Suku Bunga 36

    5. Temuan Penelitian Sejenis 39

  2. Kerangka Konseptual 40

  3. Hipotesis 43

Halaman

BAB III METODE PENELITIAN 44

  1. Jenis Penelitian 44

  2. Tempat dan Waktu Penelitian 44

  3. Jenis dan Sumber Data 44

  4. Teknik Pengumpulan Data 45

  5. Definisi Operasional 46

  6. Teknik Analisis Data 47

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55

A. Temuan Penelitian 55

    1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 55

    2. Deskriptif Variabel Penelitian 67

    3. Analisis Induktif 80

A. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Autokorelasi 80

b. Uji Multikolinearitas 81

c. Uji Normalitas 82

d. Uji Heterokedastisitas 83

B. Hasil Estimasi Regresi Berganda 84

C. Pengujian Hipotesis 86

  1. Pembahasan 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 96

  1. Kesimpulan 96

  2. Saran 98

DAFTAR PUSTAKA 99

BAB I

PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang Masalah

Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini, khususnya dibidang moneter, adalah tentang permintaan uang. Kontroversi tersebut berawal dari dua kutub utama dalam permintaan uang, yaitu mashab keynes dan mashab monetaris. Kunci utama pemikiran keynes terletak pada suku bunga sedangkan mashab monetaris mengacu pada stok uang. Perdebatan kedua mashab tersebut tidak terbatas pada perdebatan teoritis, namun juga merambat pada perdebatan empiris.

Dengan makin berkembangnya teknologi, aktifitas ekonomi, perbankan dan lembaga keuangan menjadi semakin maju. Derajad kepekaan (responsiveness) variabel–variabel moneter, khususnya suku bunga domestik, menjadi semakin tinggi terhadap perubahan variabel moneter internasional. Fakta tersebut menunjukkan bahwa pembatas antara ekonomi domestik dengan ekonomi intenasional menjadi semakin luntur. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi, membuat para pelaku ekonomi menjadi semakin cerdas dalam mengurai informasi ekonomi yang diterimanya.

Masih terkait dengan kemajuan teknologi, perkembangan analisispun juga terbawa dalam proses kemajuan. Analisis yang berkembang saat ini bukan hanya sekedar menyajikan hubungan dalam jangka panjang yang bersifat statis, namun juga telah mampu menganalisis kondisi jangka pendek dengan menampilkan berbagai metode analisis.

Teori permintaan uang merupakan bagian dari pilihan alokasi sumber daya yang langka. Seluruh anggota masyarakat hanya memiliki sumber daya terbatas yang tersedia pada mereka dalam bentuk pendapatan sekarang dan aktiva total yang terkumpul. Oleh karena itu mereka harus membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

Jika mereka memilih lebih banyak konsumsi, mereka harus menyimpan lebih sedikit aktiva total. Jika mereka memilih untuk menyimpan lebih banyak jenis aktiva yang satu mereka harus menyimpan lebih sedikit aktiva yang lain. Mereka harus menyeimbangkan terus menerus keuntungan menyimpan yang satu lebih banyak terhadap kerugian menyimpan yang lain lebih sedikit.

Meletakkan permasalahan dengan cara ini menimbulkan pertanyaan mengapa orang-orang memilih untuk menyimpan saldo uang. Uang biasanya tidak menghasilkan pendapatan yang eksplisit, atau paling banter, hanya tingkat hasil yang rendah dibandingkan dengan hasil aktiva lain. Tetapi menyimpan uang berarti mengorbankan sesuatu, kerugiannya adalah kepuasan atau pendapatan yang dikorbankan dengan menyimpan uang dan bukan menggunakan dana ini untuk manfaat lain.

Kenyataan bahwa orang memilih untuk menyimpan sejumlah tertentu saldo uang dengan biaya alternatif yang menarik memberi kesan bahwa menyimpan uang pasti menghasilkan semacam keuntungan terhadap individu itu. Hal ini diakibatkan oleh kualitas uang akseptabilitasya yang umum dalam pembayaran, likuiditasnya yang sempurna, dan keamanannya dalam arti bahwa uang tidak menurun nilainya (depresiasi) dilihat dari segi uang. Memang sebagaimana akan kita lihat, sifat-sifat uang ini menimbulkan beberapa alasan yang berbeda untuk menyimpan uang.

Beberapa studi yang menampilkan analisis jangka panjang dengan pendekatan yang relatif tentang permintaan uang. Studi ini diarahkan pada beberapa persoalan, yang pertama menganalisis dalam perspektif jangka pendek maupun jangka panjang tentang permintaan uang terutama uang kuasi, yang didefenisikan sebagai aset moneter yang memiliki likuiditas tinggi, namun secara langsung tidak dapat berfungsi sebagai medium of exchange. Yang termasuk dalam kategori uang kuasi adalah deposito berjangka baik dalam bentuk rupiah maupun dalam bentuk valuta asing.

Disamping itu, studi ini juga akan mengamati bagaimana perilaku masyarakat dalam memegang uang kuasi. Mengamati stabilitas permintaan uang kuasi ini sangat penting karena terkait dengan efektif tidaknya kebijakan pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia, untuk menggunakan instrumen suku bunga dan valuta asing sebagai instrumen kebijakan, pada dua masa yang memiliki kondisi berbeda yaitu normal dan kondisi krisis.

Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian deregulasi keuangan dan perbankan yang di mulai tahun 1983. Implikasi dari deregulasi tersebut adalah semakin meningkatnya integrasi dan interaksi antar berbagai unsur ekonomi yang menyebabkan struktur ekonomi menjadi dinamis dan kompleks.

Struktur ekonomi yang kompleks akan merubah perilaku pelaku ekonomi yang diindikasikan dengan munculnya berbagai fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. Perkembangan industri keuangan non-bank seperti pasar modal akan mendorong terjadinya disintermediasi dan perubahan perilaku investasi.

Selain itu, terlihat pula gejala merenggangnya hubungan antar variabel makro ekonomi. Kondisi ini pada akhirnya akan mempersulit otoritas moneter untuk mengambil keputusan dalam manajemen moneternya. Di Indonesia, kebijakan moneter sepenuhnya diserahkan kepada otoritas moneter yaitu Bank Indonesia. Dalam hal ini, jumlah uang beredar merupakan alat yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam menetapkan kebijakan moneter. Jumlah uang beredar dipengaruhi oleh berapa besarnya jumlah uang kartal, jumlah tabungan masyarakat dan jumlah uang kuasi.

Jumlah uang kuasi di suatu negara dipengaruhi banyaknya faktor-faktor antara lain kebijakan pemerintah, politik, dan keamanan. Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi adalah tingkat suku bunga, tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya, jumlah uang yang beredar, inflasi, ramalan mengenai keadaan ekonomi masa depan, tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh, dan keuntungan yang diperoleh perusahaan .

INGIN MEMILIKI FILE CONTOH SKRIPSI INI?? HANYA DENGAN RP. 35.OOO, 

ORDER VIA CHAT WA.

NOMOR FILE SKRIPSI : skripsi ekonomi 6


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Kata Pembuka Sidang Skripsi dan Presentasi

Contoh Skripsi : PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA TERHADAP STATUS PEKERJA WAKTU TERTENTU SETELAH KENAIKAN UPAH (STUDI KASUS PT.KARYA BINA BERSAMA)

Contoh skripsi: Angkringan dan Mahasiswa” (Suatu studi tentang Pemaknaan Angkringan Oleh Para Mahasiswa Unsoed).