Contoh Skripsi : KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA OLEH SISWA KELAS I SMPN 1 KECAMATAN SEUNAGAN KABUPATEN NAGAN RAYA

 

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Kemampuan Mengembangkan Karangan Narasi Berdasarkan Teks Wawancara oleh Siswa Kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis, terutama mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif Teknik penelitian ini dilakukan dengan memberikan tugas mengarang narasi berdasarkan teks wawancara kepada siswa. Instrumen yang digunakan adalah petunjuk dan batasan mengarang narasi. Objek penelitian ini adalah karangan siswa yang dinilai dari aspek substansi dan aspek kebahasaan. Aspek substansi terdiri atas kemampuan menyusun kronologis dan kemampuan menyesuaikan isi narasi dengan teks wawancara. Aspek kebahasaan meliputi kemampuan menggunakan ejaan, diksi, kalimat efektif, dan paragraf. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya sebanyak 48 orang dari jumlah siswa kelas I sebanyak 190 orang. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan mereka dalam mengembangkan karangan tersebut masih kurang. Dilihat dari segi persentase, siswa memperoleh nilai pada kategori sangat baik tidak ada, kategori baik 6 orang atau 12,5%, kategori cukup 10 orang atau 20,8%, kategori kurang 7 orang atau 14,5% dan sisanya 25 orang atau 52,0% sangat kurang. Adapun skor rata-rata yang diperoleh mereka adalah 45,39 dan dibulatkan menjadi 45. Dengan demikian kemampuan mengembangkan karangan narasi berdasarkan teks wawancara oleh siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya tergolong kurang.


DAFTAR ISI



ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 5

1.5 Populasi dan Sampel Penelitian 6

1.5.1 Populasi Penelitian 6

1.5.2 Sampel Penelitian 6

1.6 Metode dan Teknik Penelitian 7

1.6.1 Metode Penelitian 7

1.6.2 Teknik Penelitian 8

1.6.2.1 Teknik Pengumpulan Data 8

1.6.2.2 Teknik Pengolahan Data 9

1.6.2.3 Teknik Analisis Data 9


BAB II LANDASAN TEORETIS

2.1 Pengertian Karangan 11

2.2 Tujuan Mengarang 13

2.3 Jenis-Jenis Karangan 14

2.3.1 Narasi 14

2.3.1.1 Ciri-Ciri Karangan Narasi 16

2.3.1.2 Pola Pengembangan Narasi 17

2.3.2 Eksposisi 19

2.3.3 Deskripsi 21

2.3.4 Argumentasi 29

2.4 Pembelajaran Mengarang 25

2.4.1 Materi Pembelajaran Mengarang 26

2.4.2 Tujuan Pembelajaran Mengarang 26

2.4.3 Metode Pembelajaran Mengarang 27

2.4.4 Evaluasi Pembelajaran Mengarang 30

2.5 Wawancara Sebagai Salah Satu Media Pembelajaran Menulis 31


BAB III HASIL PENELITIAN

3.1 Deskripsi Data 33

3.2 Pengolahan dan Penganalisisan Data 35

3.2.1 Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi 35

3.2.2 Menentukan Nilai Rata-Rata (Mean) 36

3.3 Gambaran Kemampuan Siswa Secara Khusus 37

3.3.1 Kemampuan menyusun Kronologis 37

3.3.2 Kemampuan Menyesuaikan Isi Narasi

dengan Teks Wawancara 39

3.3.3 Kemampuan Menggunakan Bahasa 40

3.3.3.1 Kemampuan Menggunakan Ejaan 40

3.3.3.2 Kemampuan Menggunakan Diksi 44

3.3.3.3 Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif 48

3.3.3.4 Kemampuan Menyusun Paragraf 54


BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan 59

4.2 Saran 60


DAFTAR PUSTAKA 58


BAB I

PENDAHULUAN



    1. Latar Belakang dan Masalah

Kemampuan berbahasa dalam KBK mencakup empat aspek penting, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Kemampuan berbahasa ini berhubungan erat dalam usaha seseorang memperoleh kemampuan berbahasa yang baik. Berbagai usaha dilakukan untuk membina dan mengembangkan bahasa agar benar-benar memenuhi fungsinya.

Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah melalui program pendidikan di sekolah, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Depdiknas (2003:6-7), mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

  1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan;

  2. menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara;

  3. memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan;

  4. menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial;

  5. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan

  6. menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia indonesia (Sic).


Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Menyimak dan membaca erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna (Tarigan, 1986:10). Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan informasi yang diterima dari proses menyimak dan membaca. Jadi, semakin banyak seseorang menyimak atau membaca semakin banyak pula informasi yang diterimanya untuk diekspresikan secara tertulis. Kemudian, Crimmon (dalam Kurniawan 2006:122) mengatakan bahwa

menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat.


Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan penguasaan keterampilan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai jenis tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Asumsinya, pengungkapan tersebut merupakan peresapan, pemahaman, dan tanggapan siswa terhadap berbagai hal yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, segala informasi, ilmu pengetahuan, dan berbagai kecakapan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran tidak akan sekedar menjadi hafalan yang mudah dilupakan sesaat setelah siswa menjalani tes.

Tujuan pembelajaran menulis belum dicapai secara maksimal oleh siswa. Menurut Trimantara (2005:1), penyebab terhadap tidak tercapainya tujuan pembelajaran menulis meliputi

    1. rendahnya tingkat penguasaan kosa kata sebagai akibat rendahnya minat baca;

    2. kurangnya penguasaan keterampilan mikrobahasa, seperti penggunaan tanda baca, kaidah-kaidah penulisan, diksi, penyusunan kalimat dengan struktur yang benar, sampai penyusunan paragraf;

    3. kesulitan menemukan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa; serta

    4. ketiadaan atau keterbatasan media pembelajaran menulis yang efektif.


Karena pentingnya keterampilan menulis, pengembangan pembelajaran menulis perlu ditingkatkan. Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan. Purwo (1990:166-171) mengatakan kegiatan pengembangan pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan kegiatan mengembangkan logika, melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat menjadi paragraf. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mareka.

Tes kemampuan menulis dapat divariasikan dalam berbagai bentuk tulisan. Tekniknya dapat disajikan data verbal, gambar, tabel, teks, peta, bagan. Dari data-data itu, siswa diminta untuk menulis sebuah karangan. Melalui kegiatan inilah kemampuan komunikatif siswa diukur secara terintegrasi (Mahmud, 2003:14).

Penggunaan teks wawancara sebagai alat bantu dalam mengembangkan karangan narasi akan membantu siswa untuk menceritakan kembali sesuatu peristiwa atau kejadian secara kronologis. Kegiatan seperti ini menyuburkan kesempatan kreatif bagi siswa dalam menampilkan gagasan dan keahlian memilih kata serta merangkainya menjadi kalimat.

Penelitian ini mencoba mengukur kemampuan menulis siswa melaluiKemampuan Mengembangkan Karangan Narasi Berdasarkan Teks Wawancara oleh Siswa Kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya”. Adapun tujuan utamanya adalah mendeskripsikan kemampuan menulis siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya melalui mengembangkan teks wawancara menjadi karangan narasi. Hal ini dilakukan karena selama ini siswa SMP masih dianggap belum mampu untuk menulis dengan alasan menulis itu cukup sulit untuk dikuasai oleh mereka, padahal siswa SMP ditutut memenuhi kemampuan yang memadai dalam menulis.

Pemilihan siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya sebagai populasi penelitian didasari atas pertimbangan (1) sebagaimana siswa di SMP lainnya, siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya telah mendapat pengajaran menulis sebagaimana tertera dalam kurikulum yang berlaku, (2) setelah menjalani pembelajaran, siswa dituntut memiliki kemampuan yang memadai dalam menulis, dan (3) siswa kelas I SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya perlu mendapat pembinaan yang intensif dalam menulis.


NOMOR FILE SKRIPSI : Pend Bhs Indonesia 1

DOWNLOAD DISINI


Jika belum mendapatkan akes Download request DISINI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Kata Pembuka Sidang Skripsi dan Presentasi

Contoh skripsi: Angkringan dan Mahasiswa” (Suatu studi tentang Pemaknaan Angkringan Oleh Para Mahasiswa Unsoed).

Contoh Skripsi : TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGAWASAN HAKIM OLEH KOMISI YUDISIAL PASCA KELUARNYA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI ATAS UU NO. 22 TAHUN 2004